Kisah Umar bin Khattab : Kepemimpinan dan Kebijaksanaan yang Mengagumkan
Kisah Umar bin Khattab : Kepemimpinan dan Kebijaksanaan yang Mengagumkan
17/09/2025 | HUMAS BAZNAS JABAR
Dalam sejarah Islam, ada banyak sosok yang menjadi inspirasi tentang bagaimana seorang pemimpin seharusnya hadir bagi rakyatnya. Salah satunya adalah Umar bin Khattab RA, khalifah kedua setelah Abu Bakar Ash-Shiddiq. Umar memiliki peran penting dalam memperluas wilayah Islam dan membangun sistem pemerintahan yang adil. Umar bukan hanya pemimpin yang kuat, tetapi juga pribadi yang penuh kebijaksanaan. Keberanian, ketegasan, dan kepeduliannya membuat ia dikenang sebagai teladan kepemimpinan hingga hari ini.
Dari Penentang Menjadi Pembela Islam
Kisah hidup Umar bin Khattab memberi pelajaran besar tentang perubahan hati manusia. Ia lahir di Mekah pada tahun 584 M, tumbuh sebagai pribadi yang keras dan disegani. Bahkan sebelum masuk Islam, Umar dikenal sebagai salah satu penentang paling gigih ajaran Nabi Muhammad SAW hingga pernah berniat membunuh Rasulullah demi mempertahankan keyakinan leluhurnya.
Namun, takdir Allah begitu indah. Saat mendengar lantunan ayat Al-Qur’an di rumah Fatimah yang merupakan saudarinya, hatinya luluh. Umar yang awalnya berniat memusuhi Islam, justru memeluknya dengan sepenuh hati. Sejak saat itu, keberanian dan kekuatannya berpindah arah—dari menentang menjadi membela kebenaran. Nabi Muhammad SAW bahkan memberinya julukan Al-Faruq, yang berarti “pembeda antara yang benar dan yang salah”.
Pemimpin yang Mengutamakan Keadilan
Sebagai khalifah, Umar bin Khattab tidak hanya memperluas wilayah Islam hingga Persia, Mesir, Suriah, dan Palestina. Lebih dari itu, ia membangun sistem pemerintahan yang berkeadilan. Ia mendirikan Baitul Mal untuk memastikan harta negara digunakan bagi rakyat, membagi wilayah menjadi provinsi dengan pemimpin yang dipilih karena kemampuan, bukan karena kedekatan.
Salah satu hal yang paling dikenang adalah kebiasaannya berjalan di malam hari untuk memastikan rakyatnya tidak ada yang kelaparan. Umar tidak ingin hanya menerima laporan, ia ingin melihat langsung. Pernah suatu malam, ia mendapati seorang ibu yang menenangkan anaknya dengan panci kosong hanya agar sang anak bisa tertidur. Umar pun segera kembali membawa gandum di punggungnya sendiri, menyalakan api, dan memasak untuk keluarga itu. Kisah ini menjadi bukti nyata bahwa kepemimpinan bukan soal kekuasaan, melainkan soal pelayanan.
Beberapa pencapaian penting Umar Bin Khattab saat menjadi Khalifah :
1. Membagi Kekhalifahan menjadi Provinsi
Umar membagi kekhalifahan menjadi beberapa provinsi dan menunjuk gubernur yang cakap untuk mengelolanya. Ia memastikan bahwa para pemimpin ini dipilih berdasarkan kemampuan dan integritas mereka, bukan karena hubungan keluarga atau kekayaan.
2. Mendirikan Baitul Mal
Umar mendirikan Baitul Mal, atau perbendaharaan negara, yang mengelola keuangan negara. Melalui institusi ini, ia memastikan bahwa kekayaan negara digunakan untuk kepentingan rakyat, terutama yang miskin dan membutuhkan.
3. Menegakkan Keadilan Secara Adil
Ia tidak pernah ragu untuk menegakkan hukum secara adil. Bahkan jika keputusannya mendapat kritik, ia dengan rendah hati menerima masukan dan melakukan koreksi jika diperlukan.
Kebijaksanaan dalam Menghadapi Krisis
Ketika Madinah dilanda kekeringan panjang, Umar tidak hanya berdoa memohon hujan, tetapi juga bergerak cepat. Ia mengirim bantuan dari berbagai provinsi, memastikan rakyatnya tidak dibiarkan menderita. Sikap ini menunjukkan kebijaksanaannya: doa harus disertai ikhtiar nyata.
Selain itu, Umar memperkenalkan kalender Hijriyah dengan menjadikan peristiwa hijrah Nabi sebagai titik awal. Keputusan sederhana ini ternyata menjadi warisan besar yang masih kita gunakan hingga kini.
Teladan Bagi Pemimpin Sepanjang Masa
Kisah sahabat Umar bin Khattab bukan sekadar catatan sejarah. Ia adalah cermin kepemimpinan sejati: berani tapi lembut, tegas tapi penuh kasih, kuat tapi tetap rendah hati. Umar mengajarkan bahwa pemimpin sejati bukanlah yang hanya berpidato di depan rakyatnya, melainkan yang hadir, peduli, dan siap memikul beban rakyat dengan tangannya sendiri.
Dalam kehidupan modern, teladan Umar bin Khattab tetap relevan. Para pemimpin, baik dalam keluarga, organisasi, maupun negara, bisa belajar darinya bahwa kebijaksanaan dan keadilan adalah fondasi yang membuat kepemimpinan dihormati dan dicintai.
